You are currently browsing the category archive for the ‘Muslim’ category.
Ini adalah kisah tentang perjalanan Kyai abdul manap bersama santrinya yang sedang bertamu di kediaman Kyai Hasan Besari, kyai linuwih di pondok tjepekan.
::::::::::::::::::::::::::::: mode ruwet : ON :::::::::::::::::::::::::::::
Aku berkesempatan melakukan sebuah perbincangan yg sangat menarik dengan oom raib … dalam perbincangan singkat tersebut, kita membicarakan sesuatu mengenai islam, indonesia, utusan Tuhan dan Soeharto … Yup … Soeharto …Dan atas seijin oom raib, isi perbincangan kami tersebut aku kupipes-edit dikit terus publish di sini …
Agama-agama pada saat kelahirannya tidak mengandung unsur golongan pemerintah. Terutama sekali Islam. Dan baru saja saya membaca suatu diskusi mengenai hal ini dalam saalh satu tulisan sekumpulan orang revolusioner Amerika Latin. Mereka sangat bangga akan kenyataan bahwa mereka dapat berkata, “Kami tidak mempunyai produsen dan kaum intelektual. Kami tidak terpecah ke dalam kaum revolusioner yang bertindak dan kaum itelektual yang berpikir dan membangun ideologi. Jadi, kami semua satu. Orang yang menyebarkan ideologi juga bertindak, dan yang bertindak juga berpikir. Kami semua adalah satu.”
Baca entri selengkapnya »
Jika dunia ini dihuni oleh penduduk yang tidak mempunyai keyakinan di hatinya maka dunia ini menjadi tidak berguna, tidak berharga, dan tidak bermakna.
Napoleon berkata di Saint Helena, ” Saya tidak pernah mengenal kebahagian sepanjang enam hari dalam hidupku.”
Baca entri selengkapnya »
Seorang pendatang yang berasal dari salah satu negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam menetap di sebuah kota di Eropa. Di kota itu, hampir setiap akhir pekan ia pergi ke sebuah desa di pinggiran kota tersebut untuk tinggal bersama keluarga Eropa yang berbeda agama supaya bisa lebih cepat dalam mempelajari bahasa. Ia seorang yang selalu berusaha untuk taat kepada agamanya, selalu bangun menjelang fajar untuk pergi ke kamar mandi dan berwudhu. Air disana, karena pengaruh cuaca, sangat dingin. Setelah itu dia pergi ke tempat shalatnya, untuk bersujud, ruku’, bertasbih dan bertahmid kepada Tuhannya.
Baca entri selengkapnya »
Artikel ini adalah sambungan dari artikel yang berjudul “Apa Hak Kita ? …” …
Ketika bencana melanda Indonesia secara bertubi-tubi, apakah kita punya hak untuk mempertanyakan keputusan Tuhan ? … Apakah Tuhan harus mengutarakan sebabnya kepada kita ? … Kita tidak punya hak sedikitpun untuk mempertanyakan siapa yang Dia kutuk dan siapa yang Dia berkahi — karena itu semua memang hak dan pilihan-Nya.
Ketika bencana datang, hendaknya kita bercermin, introspeksi, … alam “berulah” karena “diusik” oleh manusia … manusia lah yg salah … itu mutlak … kenapa harus mempertanyakan sebabnya kepada Tuhan ? …
Apa Kata Mereka…