Yang namanya kenikmatan tentu akan dicari manusia, bahkan dicari setiap makhluk hidup. Kenikmatan itu sendiri tidak ada yang perlu dicela. Tapi kenikmatan yang dicela, yang apabila ditinggalkan lebih baik daripada dicari, ialah jika kenikmatan itu mengakibatkan penderitaan atau kerugian.
Disinilah terlihat perbedaan antara orang yang berakal lagi pandai dengan orang yang bodoh. Selagi akal mengetahui perbedaan antara dua bentuk kenikmatan ini dan antara dua penderitaan ini, yang satu tidak ada kaitannya dengan yang lain, maka terlalu mudah baginya untuk meninggalkan satu dari dua kenikmatan yang paling rendah untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih tinggi, dan memungkinkan untuk meninggalkan satu dari dua penderitaan yang lebig ringan untuk menolak penderitaan yang lebih berat.
Quote hari ini :
Jika keyakinan kuat dan mampu mempengaruhi hati, maka kenikmatan yang lebih tinggi akan dipentingkan daripada yang lebih rendah.
::::::::::::
ps, seperti biasa, postingan ini memakai perumpamaan.
34 komentar
Comments feed for this article
Juni 9, 2007 pada 4:19 am
venus
pertamaxx!! jingkrak2 :p
Juni 9, 2007 pada 4:20 am
Suluh
Mosok sih koyo ngunu kuwi…. Kadang ketegangan loch yang dicari manusia… π
Juni 9, 2007 pada 4:25 am
Death Berry Ille-Bellisima
Wa…*gubrak*
Juni 9, 2007 pada 4:35 am
mas agus
Kenikmatan…
poin2nya:
1. Kenikmatan yang membawa kesengsaraan jangan dicari
2. bagaimana akal memilih kenikmatan
kenikmatan hanya bisa dinikmati kalo pas waktunya saja.
makan kalo laper itu nikmat walaupun cuma sebakul nasi, tapi kalo dah kenyang disuruh makan lima bakul nasi lagi nggak bakalan nikmat deh…
Juni 9, 2007 pada 6:11 am
cakmoki
iya dong, mementingkan kenikmatan yg lebih tinggi π di samping itu menikmati kenikmatan yg ada …
Juni 9, 2007 pada 6:17 am
TakodokMasihIdup
Huwaaaa! Ada apa ini? Ada apa ini?
Teh, saya tergolong bodoh deh kayaknya.. π¦
Sudah tau bakal menderita tapi tetep kekeuh.. (apa coba, hayoo?Jgn ungkit jodoh2an ya?! π )
Juni 9, 2007 pada 6:27 am
suandana
**nonton jingkrak-annya bu venus**
Setuju sama suluh… Kenikmatan akan membuat manusia berhenti mencari makna hidup.
Juni 9, 2007 pada 6:35 am
riza
‘Jika keyakinan kuat dan mampu mempengaruhi hati, maka kenikmatan yang lebih tinggi akan dipentingkan daripada yang lebih rendah’
wah, religius sekali mbak vita ini π
artinya gini ya: jika benar2 iman, maka demi kenikmatan akhirat, meski harus meninggalkan kenikmatan dunia pun akan dilakukan.
bukan begitu? π
Juni 9, 2007 pada 9:35 am
Neneknya Omaigat
kanikmatan itu ada dalam setiap tarikan nafas… kenikmatan kelak kita ga tahu…syukur dan do ur best saat ini… that the best.. I think…
Juni 9, 2007 pada 10:16 am
Kecanduan - danalingga
Kenikmatan itu seringnya mendatangkan kecanduan,
yang mau tidak mau akan merugikan diri sendiri.
Jika kecanduannya pada kenikmatan yang sejati sih,
no problemo lah, tapi gimana kalo pada kenikmatan semu?
Dan seperti yang di tulis di artikel di atas, kemampuan manusia untuk memilih lah yang menentukannya.
Juni 9, 2007 pada 11:07 am
rendra
Kalau saya memandang kenikmatan lebih terkait dengan fisik kita dan efek psikologisnya. Terkait indera penciuman, peraba, memakan, dan sejenisnya. Terkadang kita bahagia, meski harus mengalami kerugian bahkan penderitaan.
Juni 9, 2007 pada 11:28 am
me:
Saya kira derazat dan bentuk kenikmatan berbeda setiap orang. Yang membedakan mungkin, adalah kemampuan untuk menunda kenikmatan, demi mendapatkan kenikmatan yang lebih besar di waktu mendatang. Dan menurutku, itulah iman.
Juni 9, 2007 pada 3:44 pm
Nur Aini Rakhmawati
ima kara ganbarimashoooo
Juni 10, 2007 pada 7:04 am
Aleks
Kalo sekarang saya lagi merasakan kenikmatan adrenaline rush menuju detik-detik final exam, brrr….:D
Juni 10, 2007 pada 7:07 am
anas
Sampai kapan saja manusia walaupun sudah dapet kenikmatan, klo liat yang lebih seger dan nikmat pasti pingin, manusiawi khan teh.
Juni 10, 2007 pada 7:31 am
cK
numpang promosi aja deh teh. tolong isi survey ini π
makasih teh…
Juni 10, 2007 pada 7:33 am
cK
teh…cek akismet teh…kayaknya komen saya masuk kesana tuh ~.~
Juni 10, 2007 pada 10:25 am
abdulsomad
assalamulaikum wr wb
kenikmatan tertinggi bagi manusia adalah melihat wajah ALLAH di SURGA…
Juni 10, 2007 pada 10:36 am
Menguburkan WadeheL « wak AbduLSomad
[…] ustadz, bapak yang punya bengkeL motor, trus bapak ahli science teknologi, joesatch temen karibnya, bu joerig, kunjungi bu dokter gigi juga, trus ke te4 gadis palembang, tak lupa […]
Juni 10, 2007 pada 12:35 pm
Master Li
Lagi-lagi artikel dengan kata-kata bersayap~
Hidup ini kenikmatan kok, kalau kita menganggapnya nikmat. π
Juni 10, 2007 pada 4:10 pm
joesatch
saya menyukai “petualangan”, teh π
Juni 11, 2007 pada 12:21 am
deking
seringkali kenikmatan malahan muncul dari ketegangan dan petualangan yang ada…
Kita baru akan tahu suatu kenikmatan jika kita tahu apa itu ketidaknikmatan…
Juni 11, 2007 pada 3:22 am
kangguru
wah enaknya sich sekarang nikmat nantyi juga nikmat hehhehe
Juni 11, 2007 pada 4:16 am
Kang Kombor
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang Kamu dustakan?
Juni 11, 2007 pada 5:43 am
jurig
@simbok,
selamat jingkrak-jingkrak … π
@suluh,
hehehe … mungkin juga mas … π
@mas agus, cak moki,
sepakat! … π
@takodok yg masih hidup,
yang penting kan masih hidup … hehehehe … π
@suandana, anas,
dan manusia akan terus mencari kenikmatan tersebut … π
@riza,
kurang lebih begitu … tapi kenikmatan dunia ngga harus ditinggalkan kok,
kenikmatan dunia kan banyak wujudnya … π
@bu Evy,
yup … hari ini adalah hadiah untuk dinikmati … π
@danalingga,
kalo kita pintar dalam memilih, maka kita akan pintar dalam menikmati sebuah kenikmatan… π
Juni 11, 2007 pada 5:43 am
jurig
@rendra,
sesuatu bisa diberi label “kenikmatan”, apabila sesuatu tsb memberikan effect yg baik bagi fisik dan psikologis kita … π
@bang toga,
perbedaan keyakinan dan cara me-manage keyakinan itu lah yg bikin hidup lebih hidup … π
@Nur Aini,
waduh … ??? … translate-nya dong … π
@aleks,
selamat menikmati … π
@ck,
akismet-nya kosong kok … π
@wak abdul,
walaikumsalam … kenikmatan yg hakiki menurut agama ya wak … π
@master li,
kalo kamu berpikir bahagia, maka kamu akan bahagia … π
@joesatch,
definisi petualangan itu apa ya ??? … π
@deking,
setuju … pengalaman selalu mengajarkan hal yg baru pada kita … π
@kang guru,
π
@kang kombor,
pertanyaan yang bagus kang … π
Juni 11, 2007 pada 6:28 am
nur
apa beda kenikmatan ama kebahagiaan?
Juni 11, 2007 pada 6:36 am
chielicious
Ada aja ya orang yang nunda si knikmatan ini demi kenikmatan yang lebih besar heheh..
Juni 11, 2007 pada 7:11 am
jurig
@nur,
kenikmatan itu rasa yg dirasakan saat menjumpai kebahagian … kebahagian itu rasa yg dirasakan ketika mengalami kenikmatan …
π
@chielicious,
π
Juni 11, 2007 pada 3:46 pm
peyek
susah senang tergantung bagaimana cara kita menikmatinya, ndak perlu menolak kesusahan, toh semua datangnya dari Allah, dan apakah kita akan menolaknya jika kesusahan, kesedihan itu datang?, padahal Allah sendiri yang datang mengantarkannya buat kita.
*Abdul Peyek*
Juni 12, 2007 pada 7:07 am
jurig
@peyek,
apakah kita mampu menolak kesusahan atau kesedihan ? … π
Juni 12, 2007 pada 12:01 pm
santribuntet
ada yang lebih memilih miskin loh diantara makhluk bumi ini…. ini masuk orang bodoh kah? π
Juni 13, 2007 pada 3:11 am
jurig
@santribuntet,
menurut saya, orang bodoh tidak memilih jalan hidupnya sendiri … π
Juni 20, 2007 pada 6:58 am
Kang Kombor
Karena ingin menjadi diriku sendiri maka aku tidak memiliki idola sama sekali. Dulu aku pernah berbohong bahawa aku mengidolakan NABI SAW tetapi sejalan dengan proses penyadaran dan penjujuran, aku menemukan kenyataan bahwa aku sama sekali tidak memiliki idola. Buat apa mengidolakan sesuatu atau orang lain? Toh sampai mati kita tidak akan bisa menjadi seperti orang lain. Yang bisa kita wujudkan hanyalah menjadi diri sendiri.
Akibatnya, aku suka cuek pada pendapat orang. Diriku ya seperti ini.