Aku pengen nyoba nyeritain sekelumit kisah dibalik nama joerig yg kupake… emang hal ini ga penting banget … tapi ngga tahu knp, aku pengen banget nulisnya… apa karena buat ngilangin rasa sentimentil yg sempet nyantol di kepalaku beberapa hari ini ? … atau karena biar ga “pusing in da house” lagi ? … tau ah … yg penting nulis … 😀

Di suatu weekend musim semi 2001, akhirnya aku sampai juga di Munich, tujuan liburan weekendku kali ini. Kota ini tampak akrab denganku seperti aku sudah hidup selama bertahun-tahun di dalam dinding-dindingnya. Ini didukung oleh “studi”-ku -*ini artinya belajar ttg kehidupan, bukan berarti bahwa aku kuliah disana*- yg setiap langkahnya telah membimbingku ke metropolis berseni Jerman ini. Orang belum melihat Jerman jika belum mengenal Munich — tidak, bukan begitu, orang belum mengenal Jerman jika belum melihat Munich.

Dalam kasus apapun, periode ini adalah yg paling membahagiakan dan sejauh ini paling memuaskan dalam hidupku. Sekali pun penghasilanku terbilang masih terlalu kecil. Aku tidak hidup untuk “menggambar”, tetapi “menggambar” telah mengamankan matapencaharianku atau lebih untuk membuatku survive. Aku punya keyakinan bahwa suatu hari aku akan melewati semua halangan, aku harus mencapai tujuan yg telah aku tetapkan sendiri. Dan ini sendiri membuatku mampu menjalani seluruh kehidupan sehari-hariku dengan ringan tanpa rasa was-was. … *eits…kok melantur*

ok … back to topic … disana emang cuma 2 hari … dan kita juga ngga kemana-mana, cuma berputar-putar di kota aja… nah perkataan “JOERIG” itu muncul dalam perjalanan pulang…

Dalam perjalanan pulang mobil yg kita pake itu bannya kempes … yup … karena pas kejadian itu kita pas ada di autobahn, maka bisa kebayang kan sepinya… dengan terpaksa kita berhenti dan mengganti ban dengan ban cadangan … ganti ban aja makan waktu 2 jam, soalnya kita semua -bertujuh- pada ngga bisa … setelah selesa, kita leyeh-leyeh di pinggir jalan, ceritanya kecapean *ganti ban doang kok bisa cape ya* … nah ketika lagi leyeh-leyeh itulah kita saling tuker cerita-cerita hantu … kita juga saling bertuker definisi hantu … sehingga aku mengenal istilah geist … spook … espírito … fantasma dan призрак. Akhirnya ngga tahu gimana prosesnya, kita sepakat merubah nama group kita, yg semula Leute mit der Kreativität jadi der joerigs … sempet pula kepikiran jadi die geister fidics … tapi akhirnya diputuskan menggunakan nama joerig, karena terdengar unik … *tentu setelah melalui paksaan yg bertubi-tubi dari aku dan dian*

Oh iya … der joerigs itu terdiri dari :

  1. der erstejoerig : Diandra K.
  2. der zweitejoerig: Thomas Schultz F.
  3. der drittejoerig : aku
  4. der viertejoerig : Christian Heiden R.
  5. der fünftejoerig : Anthony Barthz H.
  6. der sechstejoerig : Helena A. Goermann
  7. der siebentejoerig : Priskilla A. Christie (alm.)

Meskipun salah satu dari kita sudah ngga ada (rest in peace) .. dan aku udah ngga berkeliaran lagi disana … tapi der joerigs tetap bersatu … dan harus selalu bersatu … FRIENDS ARE FOREVER …

:::::::::: ngga penting banget ya … ngapain pula diposting disini … emang joerig masih gila kali ya … mana cara penulisannya bikin ribet ::::::::::