Dari jaman purbakala sampai detik ini sering kita melihat pasangan-pasangan yang selalu rukun dan mesra sampai kiki dan nini, tetapi tidak jarang kita melihat pasangan-pasangan yang sudah ribut walaupun baru jadian 1 menit. Lalu apakah cinta itu sebenarnya? … Apakah tipe kepribadian seseorang mempengaruhi intensitas cinta tersebut?
CINTA
Sudah banyak lagu digubah, puisi ditulis, dan kanvas dilukis untuk menggambarkan cinta. Tapi apakah cinta itu sebenarnya? … Tentunya seorang pelukis akan berbeda dengan seorang pencipta lagu dalam menjelaskan cinta. Bahkan setiap orang akan mendefinisikan cinta dengan cara yang berbeda.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta (misalnya Eric Fromm dan Maslow) karena manusia satu-satunya makhluk yang dapat merasakan cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep, cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Saya mencoba memilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg (1988), yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.
Menurut Sternberg (1988), cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian , minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan dan sebagainya. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg (1988) terkenal dengan teorinya tentang *Triangular Theory of Love* (segitiga cinta). Segitiga cinta itu mengandung komponen:
1. Keintiman (*intimacy*)
2. Gairah (*passion*)
3. Komitmen (*commitment*)
Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (*trust*) dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling merangkul bahu.
Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. Menurut Sternberg (1988), setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi digairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya), disertai dengan komitmen yang lebih besar. Misalnya melalui perkawinan. Dari ketiga komponen cinta diatas, dapat membentuk delapan kombinasi jenis cinta sebagai berikut:
- Nonlove, tak ada gairah yang timbul, biasanya hubungan dengan orang dalam lingkungan sehari-hari karena interaksinya hanya bersifat sepintas saja, tidak memiliki komponen gairah, keintiman dan komitmen .
- Liking (persahabatan), sebagai salah satu komponen emosi yang ada adalah perasaan suka bukanlah cinta, hanya memiliki komponen keintiman.
- Infatuation love (ketergila-gilaan), gairah yang timbul tanpa keintiman dan komitmen, biasanya cinta yang terjadi pada pandangan pertama .
- Empty love (cinta kosong), ada unsur komitmen tetapi kurang intim dan kurang gairah. Hubungan yang lama akan semakin membosankan
- Romantic love (cinta romantis), hubungan intim yang menggairahkan tetapi kurang komitmen sehingga pasangan yang jatuh cinta romantis ini terbawa secara fisik dan emosi, tetapi tidak mengharapkan hubungan jangka panjang.
- Companionate love, hasil dari komponen keintiman dan komitmen tanpa adanya gairah cinta. Dalam perkawinan yang lama tidak akan menggairahkan secara fisik lagi .
- Fatous love (cinta buta), mempunyai gairah dan komitmen tetapi kurang intim, dimana cinta ini sulit dipertahankan karena kurang adanya aspek emosi
- Consummate love (cinta yang sempurna), yaitu cinta yang tersusun atas komponen keintiman, gairah dan komitmen.
Pada remaja, diharapkan mulai mengenali cinta melalui hubungan yang mengandung komponen keintiman. Mulai dari tahap perkenalan, lalu menjadi teman akrab, lalu sahabat. Pada tahap persahabatan, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis kelamin, diharapkan berkembang perasaan hangat, kedekatan dan emosi-emosi lain yang lebih kaya. Dalam hubungan antar jenis,persahabatan dapat berkembang dengan komitmen pacaran. Pada tahap pacaran ini keintiman dapat muncul komponen gairah dengan proporsi yang relatif rendah.
Pada pasangan yang telah dewasa, bila faktor-faktor emosional dan sosial telah dinilai siap, maka hubungan itu dapat dilanjutkan dengan membuat komitmen perkawinan. Dalam perkawinan, diharapkan ketiga komponen ini tetap hadir dan sama kuatnya.
Pada budaya tertentu, komitmen dianggap sebagai kekuatan utama dalam perkawinan. Karena itu banyak perkawinan (dalam budaya tersebut) yang hanya dilandasi oleh komitmen masing-masing pihak pada lembaga perkawinan itu sendiri. Perkawinan dipandang sebagai keharusan budaya dan agama untuk melanjutkan keturunan, atau karena usia, atau untuk meningkatkan status, atau sebab-sebab lain. Perkawinan seperti ini akan terasa kering karena baik suami maupun istri hanya menjalankan kewajibannya saja.
Variasi lain, perkawinan hanya dianggap sebagai lembaga yang mengesahkan hubungan seksual. Perkawinan semacam ini kehilangan sifat persahabatannya, yang ditandai dengan tidak adanya kemesraan suami istri, seperti makan bersama, berbincang-bincang, saling berpelukan dan sebagainya.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, pola hubungan cinta seseorang sangat ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana orang tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta (atau malah bertengkar melulu), hubungan awal dengan teman-teman dekat, kisah-kisah romantis sampai yang horor, dan seterusnya, akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam berhubungan. Karenanya setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang ditulis untuk dirinya sendiri.
Memang teori Sternberg (1988) tentang cinta ini belumlah lengkap dan memuaskan semua orang. Misalnya bagaimana teori ini dapat menjelaskan cinta ibu terhadap anaknya? Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian? Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.
TIPE KEPRIBADIAN
Usaha-usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah sejak lama dilakukan orang. Hasil-hasil dari usaha-usaha tersebut ada yang nilai ilmiahnya masih jauh dari memadai dan karenanya dapat disebut usaha-usaha yang masih bersifat prailmiah seperti chirologi (ilmu gurat tangan), astrologi (ilmu perbintangan), grafologi (ilmu tulisan tangan), phisiognomi (ilmu tentang wajah), phrenologi (ilmu tentang tengkoran) dan onychologi (ilmu tentang kuku).
Usaha-usaha yang lebih tinggi nilainya dilakukan oleh Hippocrates yang berpendapat bahwa diri seseorang terdapat 4 macam cairan tubuh yang mempengaruhi karakter seseorang yaitu: empedu kuning, empedu hitam, lendir dan darah merah. Galenus menyempurnakan teori Hippocrates ini. Teori Galenus ini dijabarkan kembali oleh Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus tentang kholeris, melankholis, phlegmatis dan sanguinis.
Masih banyak lagi teori-teori tentang kepribadian, baik teori dari Edwar Spranger, Kurt Lewin, Carl Rogers, Jung, H.J . Eysenck, dll. Pada tahun 2004, Taylor Hartman mencoba membedakan kepribadian manusia dengan menggunakan kode warna, karena masih baru, teori Taylor Hartman ini sangat menarik untuk diulas.
Setiap orang memiliki kepribadian dasar. Kepribadian seseorang telah terbentuk sejak nafas pertama ditiupkan di dalam kandungan. Kepribadian seseorang memang dapat berkembang tetapi tidak akan keluar dari sifat-sifat inti atau dasarnya. Kepribadian adalah inti pikiran dan perasaan didalam diri seseorang yang memberitahu bagaimana ia membawa diri. Kepribadianmerupakan daftar respon berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang dipegang kuat. Kepribadian akan mengarahkan reaksi emosional seseorang disamping rasional terhadap setiap pengalaman hidup. Dengan kata lain, kepribadian adalah proses aktif didalam setiap hati dan pikiran seseorang yang menentukan bagaimana ia merasa, berpikir dan berperilaku (Hartman,2004).
Taylor Hartman (2004) membagi tipe kepribadian menurut empat aspek dominan didalam alam . api, tanah, air dan udara. Atas dasar ini kemudian ia membedakan empat tipe kepribadian orang menurut kode warna, yaitu tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Kepribadian merah merepresentasikan sifat-sifat api memiliki semangat yang membara dalam kehidupan; kepribadian biru merepresentasikan sifat-sifat tanah kuat dan teguh dalam pendirian; kepribadian putih merepresentasikan sifat-sifat dasar air mengalir dan mengikuti arus; kepribadian kuning merepresentasikan sifat-sifat angin bertiup kesana kemari.
Masing-masing tipe kepribadian memiliki keunikan sendiri yang merupakan gabungan antara kekuatan dan kelemahan.
Kepribadian memang bersifat unik, sehingga tidak ada satu orangpun yang sama persis dengan orang yang lain, meski terlahir kembar satu telur. Memang ada jutaan variasi kepribadian, namun menurut Hartman (2004) kepribadian setiap orang dapat digolongkan menurut motif dasar, kebutuhan dan keinginan yang cenderung stabil sepanjang hayat. Di pandang dari sudut perbedaan motif dasar, kebutuhan dan keinginan maka setiap orang dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Penggolongan berdasarkan warna ini dengan maksud agar lebih mudah untuk diingat.
Seseorang akan dapat menemukan perbedaan-perbedaan motif dasar, kebutuhan dan keinginan diantara empat tipe kepribadian, yakni merah, biru, putih dan kuning. Untuk uraian 4 tipe kepribadian ini sangat panjang, saya mencoba untuk membatasinya hanya pada tipe cintanya aja ya.
- Kepribadian merah menjalani hidup dengan penuh kekuatan. Merah sangat berkomitmen pada tujuan dan bertekad untuk menyelesaikan apapun yang disodorkan kehidupan di hadapannya. Kepribadian merah begitu penuh tekad dan produktif sehingga keintiman diabaikan atau disangkal sebagai bukan hal penting.
- Kehidupan adalah rangkaian komitmen bagi biru. Berkomitmen pada hubungan mungkin merupakan kekuatan biru yang terbesar. Biru senang bersama orang lain dan dengan sukarela mengorbankan keuntungan pribadi demi memiliki hubungan yang akrab. Biru memberi diri dengan murah hati dalam hubungan bernilai. Karena kesediaan untuk komit dalam hubungan, biru menjalin persahabatan mendalam yang seringkali berlangsung seumur hidup. Biru sangat bisa diandalkan dan memandang janji verbal sama mengikatnya seperti kontraktertulis manapun, bangga akan kemampuan mempertahankan hubungan jangka panjang. Sifat mengagumkan ini memberi kredibilitas konsep bahwa biru biasanya menikmati hubungan yang jauh lebih kaya daripada tipe kepribadian manapun. Biru sepenuhnya setia pada orang. Biru tetap setia dalam masa senang dan susah. Ketika orang menyadari dalamnya komitmen biru, mudah dipahami mengapa cuaca baik dan buruk tidak banyak berdampak pada kesetiaan biru.
- Biru dan putih sama-sama mampu sangat komit pada satu sama lain. Biru dan putih menghargai rasa aman dan menemukan hubungan dalam komitmen sebagai cara paling alamiah untuk menikmati hidup. Biru cenderung merasakan komitmen emosional yang mendalam pada orang, sementara putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang yang dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih komit tanpa banyak ribut dalam hubungan.
- Tidak ada kepribadian lain yang mengejar kesenangan seperti kuning. Kuning seringkali hidup untuk bermain. Ketika kuning tertekan ditempat kerja atau dirumah, hobi yang membangkitkan energi atau liburan singkat menggantikan wajah lusuh dengan semangat kemudaan. Kuning tidak mengerti mengapa ada yang mau komit pada sesuatu yang tidak mengandung kesenangan didalamnya. Karena menyukai kesenangan dan tidak suka dikekang, kuning jarang mau terikat dalam suatu pernikahan.
Pada penjabaran dari Hartman (2004) diatas, dapat disimpulkan bahwa :
- Tipe biru dan putih mempunyai komitmen paling tinggi dalam hubungan dengan pasangan. Biru cenderung merasakan komitmen emosional yang mendalam pada orang, sementara putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang yang dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih komit tanpa banyak ribut dalam hubungan.
- Tipe kuning mempunyai kadar komitmen yang paling rendah, kuning menyukai kesenangan dan tidak suka dikekang.
- Tipe merah adalah tipe kepribadian yang paling rendah keintimannya karena kepribadian merah begitu penuh tekad dan produktif sehingga keintiman diabaikan atau disangkal sebagai bukan hal penting.
Hmm, lalu bagaimana dengan tipe kepribadian dan intensitas cinta anda?
:::::::::: ditulis oleh Yamin Setiawan dan diemail oleh dyan_sweety9621 ::::::::::
37 komentar
Comments feed for this article
Juni 23, 2007 pada 5:22 am
jurig
…:::…
Juni 23, 2007 pada 5:58 am
antobilang
ah cinta….
aku cinta pagi™!
Juni 23, 2007 pada 9:33 am
toga
saya kira cinta dan kepribadian cuma terbagi dua: (1) cinta dan kepribadian pria; (2) cinta dan kepribadian wanita. selanjutnya, seperti yang saya tulis itu. [saya ngga mau berkali-kali “menghujat” kaumku sendiri] :))
Juni 23, 2007 pada 3:23 pm
Neo Forty-Nine
Buanyak bener cintanya……….
bawa pulang dulu ah…..
Juni 24, 2007 pada 11:40 am
g u s t | a w a y
huhmmm…
kalo sayah mah kek ibu jurig ajah yg berwarna abu-abu…
Juni 24, 2007 pada 3:19 pm
liezmaya
wilujeung weungi teteh geulis…nu rajin promosi…nu rajin nga pm batur hehe
Juni 24, 2007 pada 10:21 pm
aLe
Cinta™ Lagi™… Cinta™ Lagi™… 😛
*ctrl D ; Ok*
Juni 25, 2007 pada 4:41 am
nayla zahra
CINTA mang ga ada matinya!
Juni 26, 2007 pada 9:40 am
Rizma
Ma ga jelas nih cintanya gimana,, kata temen temen Ma sih agak aneh,, 😛
Juni 26, 2007 pada 9:43 am
mbah keman
Spamer sejati….;))
Juni 26, 2007 pada 9:47 am
mbah keman
saya…terkaget ..dapet spam dari orang cantik macam dia nih
Juni 26, 2007 pada 9:52 am
mina
panjuaaaang… o.O
save dulu ya, bacanya harus lagi konsen nih… 🙂
Juni 27, 2007 pada 3:47 am
cakmoki
horeeee bicara cinta, nyimak deh 😉
ingin milih nomer 10 *ah narsis*, asyik, uenaak tenan
Juni 27, 2007 pada 6:31 am
jurig
@anto,
pagi apa pagi … 😀
@toga,
menghujat itu tidak baik … katanya sih … 🙂
@neo 49,
silahkan silahkan …
@gust|away,
saya bisa abu-abu … tergantung dari sisi mana saya dilihat … 🙂
@liezmaya, mbah keman,
hehehehehe … jurig tea atuh … 😀
@aLe,
hehehehe … 😀
@nayla,
kayanya sig gitu … 😀
@rizma,
masa sih ? … aneh kaya gmn ? …
@mina,
okeh deh … 🙂
@cak moki,
?????? … *bingung mode : ON*
Juni 27, 2007 pada 11:53 am
Kang Hasan
Ngutip darimana Mas? Ya Allah Aku Jatuh Cinta ya?
Juli 2, 2007 pada 12:53 pm
Bercinta Dengan Saudara Sendiri « Parking Area
[…] bocah gemblung! Latihan yang benar, jangan clingak clinguk ga karuan!”. Perih rasanya hati, cinta tak berbalas, tersiksa pula oleh kekejaman senior seniornya. Namun ia memaksa untuk terus bertahan. […]
Juli 3, 2007 pada 2:11 am
Suluh
jatuh cinta sejuta rasanya 🙂
patah hati begitu berduri 😥
Juli 9, 2007 pada 1:39 pm
venus
hwaduh…..
Juli 12, 2007 pada 4:48 am
astikirna
Cinta….
cinta perlu pengobanan…
cinta perlu kesadataran…
sepenggal lirik lagu nya Hetty Kus Endang 😀
Aku pengen masuk yang putih… tp biru juga boleh.. asal jangan kuning sama merah ;))
Juli 30, 2007 pada 9:18 am
Mrs. Neo Forty-Nine
😆
Mas Joerig?
Juli 30, 2007 pada 9:21 am
Mrs. Neo Forty-Nine
waw…bahasanya Teh…
perlu disensor, untuk anak anak dibawah 17tahun seperti sayah…
Juli 31, 2007 pada 3:34 am
Luna Moonfang
@kang hasan,
dari mana ya ????? 😆
@suluh,
lebih dari sejuta deh kayanya … 😆
@venus,
hwaduh juga ….
@astikirna,
kadang kuning lebih baik dari biru.
@mrs. 49,
makanya aku copot fotoku di blog ini … biar full anonymous … jadi genderless.
yg disensor apanya ya ???
Agustus 1, 2007 pada 12:32 pm
armen
hai…
Agustus 2, 2007 pada 3:28 am
Luna Moonfang
@armen,
hai juga … 🙂
Agustus 27, 2007 pada 1:58 pm
nieznaniez
biru atau putih
biru atau putih
biru atau putih
entahlaaa.
September 16, 2007 pada 8:18 am
Yamin Setiawan
Boleh nggak kalau artikel diatas ditambahkan nama saya sebagai pengarangnya? Artikel diatas saya karang beberapa waktu yang lalu, dapat di search di google atau yahoo…
Thanks..
🙂
September 17, 2007 pada 2:05 am
Joerig™
@Yamin Setiawan,
terima kasih atas pemberitahuannya … 🙂
September 17, 2007 pada 10:30 am
Yamin Setiawan
Thanks ya… 🙂
Oktober 4, 2007 pada 2:39 pm
Anonim
BAGI AKU CINTA ITU MENYAKITKAN, BUT SOMETIMES BUAT AKU BAHAGIA JUGA.
SEMUA ITU TERGANTUNG ORANG YANG MENJALANINYA KOK.
SUKSES SLALU…!!!!!!!!!!!
November 12, 2007 pada 3:39 am
nurul
mank hidoep tanpa cinta seakan
doenia
matiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
November 21, 2007 pada 12:51 pm
puspita
menurutku,cinta itu melihat orang yang kita cintai bahgia ya…mekipun nggak ada disamping kita,bagiku mencintai nggak harus memilikilihat orang yang kita cintai selalu terseyum bahagia tanpa beban kepada kita,selalu ada saat dia butuhkan and bisa lihat selalu bahgia dah lebih dari cukup,tapi emang sich…semunya itu menyakitkan….,tapi yang jelas mencintai itu nggak harus memiliki.
November 23, 2007 pada 4:13 am
Shint4
nuhuuuun…ikut masuk neh. btw ho oh neh isina mirip ma buku “ya Allah aku jatuh cinta”. awas loh ketauan ma yang pnya tu karangan, ntar di tuntut he5x.
November 26, 2007 pada 5:26 am
Emilia Pereira
Menurut aku cinta merupakan sesuatu yang paning dasar yang diberikan oleh Tuhan dimana kita saling membutuhkan satu sama lain,saling membagi rasa.tapi bagi aku terkadang aku tidak mengerti apa arti cinta sebenarnya, karna orang yang kita cintai dia tidak mencintai kita tapi orang yang kita tidak cintai malahan dia yang mencintai kita. jadi bagi aku jalani aja tergantung pada situasi dan kondisi.
November 26, 2007 pada 11:24 am
nez_cute
Cinta adalah sebuah kata sampai seseorang datang untuk memberinya makna
nez sangat suka dengan yang namanya cinta cz cinta tw damai bangedz…
nez suka menggambarkan cinta itw dengan hijau dan pink…
cz hijau itu damai?ketenangan
pink tw rasa sayang…
cinta butuh itu…
cinta tak pernah menyakiti seseorang karena yang menyakiti hati seseorang itu adalah orang itu sendiri yang menganggap cinta itu menyakitkan…
cinta itu begitu anggun..
kayak kilau batu rubi…mempesona…
mank nez suka patah hati,broken heart… tapi nez tau yang nyakiti itu bukan cinta tapi seseorang yang tak pernah menghargai cinta…..
🙂
cinta……………………………………..
Desember 17, 2007 pada 6:24 pm
septian
saya tidak setuju dengan anda mengenai teori stenberg dalam menjelaskan tentang cinta ibu pada anaknya.
pertama perlu di telaah secara mendalam dari pengertian ketiga komponen stenberg
a. intimasi- secara umum dapat dijelaskan dengan kedekatan, atau keinginan untuk selalu dekat, atau ukuran banyaknya waktu yang digunakan bersama.
b. gairah- dapat dijelaskan dengan hasrat untuk melakukan sesuatu yang kita senangi, memenuhi keinginan yang dapat membangkitkan semangat kegembiraan, semangat memenuhi kebutuhan id (ego)
c. komitmen- bentuk ekspresi perjanjian pada diri dan sesuatu untuk tetap dapat memenuhi,
sehingga menurut saya tiga komponen tersebut tidak mewakili psikoanalisa freud yang menitik beratkan pada hasrat dan seks semata, bagai mana cinta itu ada pada ibu kepada anaknya dapat dilihat dari keinginan-keinginan dan cita-cita seorang ibu terhadap anaknya, bagaimana kedekatannya, bagaimana cinta itu membangkitkan semangat hidupnya, dan bagaimana komitmennya pada anak dan kehidupan anaknya, cinta ibu sepanjang masa kata peribahasa itu cinta yang sempurna seperti yang dikatakan stenberg tentang consumate love
Maret 24, 2008 pada 3:30 am
ARUMANIS
gw lagi jatuh CINTA nih sekarang!!! 🙂
Desember 6, 2008 pada 10:24 am
hera
hai….sy adiK mega