Jangan Remehkan Upaya Orang Lain …

Ada pelajaran yg dapat saya tangkap dari interaksi sosial yg terjalin selama ini, bahwa salah satu bentuk usaha untuk membahagiakan diri sendiri dan orang lain adalah dengan memberikan contoh, memanggil seseorang dengan sapaan yg disenanginya, yakni dengan namanya yg sebenarnya atau gelarnya. Sungguh dingin dan berat perasaan orang yg menyebut nama saudaranya dengan konteks-konteks yg tidak jelas misalnya, “Anda, si ini” atau “Si itu”. Apakah dengan memanggil seperti itu anda ingin orang lain tidak mengenal anda, memanggil anda dengan nama yg salah, atau menyapa dengan gelar yg tidak benar ? … saya tidak yakin.

Sikap mengabaikan dan menjatuhkan orang lain menunjukkan ketidakpekaan perasaan dan keras kepala.

Seorang istri yg telah berusaha mengatur rumah, merapikan posisi perabot, dan menambahkan wangi-wangian untuk menyegarkan ruangan, tentu tidak akan habis pikir ketika suaminya masuk dan tidak acuh terhadap usaha istrinya ini. Tak ada ekspresi apa-apa, dingin. Sikap suami seperti ini akan memupuskan semangat dan perhatian.

Berilah perhatian terhadap orang lain, ungkapkan rasa terima kasih anda terhadap hasil karya orang lain, dan pujilah pemandangan yg bagus, bau yg menyegarkan, perbuatan yg baik, sifat yg terpuji, qashidah yg menyentuh, dan buku yg bermanfaat, agar nama anada dicatat dalam daftar orang-orang yg bisa membalas budi dan jujur sebagai orang yg berkepribadian.

:::::::::: buku LA TAHZAN, halaman 503 ::::::::::